Mohon Maaf Lahir Batin :)

gak nyangka uda lebaranan aja .... gue cuma mau ngucapin,
MINAL AIDIN WAL FAIDZIN, MOHON MAAF LAHIR &BATIN :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mr. Sticky

by Mo McAuley

No one knew how Mr. Sticky got in the fish tank.

"He's very small," Mum said as she peered at the tiny water snail. "Just a black dot."

"He'll grow," said Abby and pulled her pyjama bottoms up again before she got into bed. They were always falling down.



In the morning Abby jumped out of bed and switched on the light in her fish tank.

Gerry, the fat orange goldfish, was dozing inside the stone archway. Jaws was already awake, swimming along the front of the tank with his white tail floating and twitching. It took Abby a while to find Mr. Sticky because he was clinging to the glass near the bottom, right next to the gravel.

At school that day she wrote about the mysterious Mr. Sticky who was so small you could mistake him for a piece of gravel. Some of the girls in her class said he seemed an ideal pet for her and kept giggling about it.

That night Abby turned on the light to find Mr. Sticky clinging to the very tiniest, waviest tip of the pond weed. It was near the water filter so he was bobbing about in the air bubbles.

"That looks fun," Abby said. She tried to imagine what it must be like to have to hang on to things all day and decided it was probably very tiring. She fed the fish then lay on her bed and watched them chase each other round and round the archway. When they stopped Gerry began nibbling at the pond weed with his big pouty lips. He sucked Mr. Sticky into his mouth then blew him back out again in a stream of water. The snail floated down to the bottom of the tank among the coloured gravel.



"I think he's grown a bit," Abby told her Mum at breakfast the next day.
< 2 >

"Just as well if he's going to be gobbled up like that," her Mum said, trying to put on her coat and eat toast at the same time.

"But I don't want him to get too big or he won't be cute anymore. Small things are cute aren't they?"

"Yes they are. But big things can be cute too. Now hurry up, I'm going to miss my train."



At school that day, Abby drew an elephant. She needed two pieces of expensive paper to do both ends but the teacher didn't mind because she was pleased with the drawing and wanted it on the wall. They sellotaped them together, right across the elephant's middle. In the corner of the picture, Abby wrote her full name, Abigail, and drew tiny snails for the dots on the 'i's The teacher said that was very creative.

At the weekend they cleaned out the tank. "There's a lot of algae on the sides," Mum said. "I'm not sure Mr. Sticky's quite up to the job yet."

They scooped the fish out and put them in a bowl while they emptied some of the water. Mr. Sticky stayed out of the way, clinging to the glass while Mum used the special 'vacuum cleaner' to clean the gravel. Abby trimmed the new pieces of pond weed down to size and scrubbed the archway and the filter tube. Mum poured new water into the tank.

"Where's Mr. Sticky?" Abby asked.

"On the side," Mum said. She was busy concentrating on the water. "Don't worry I was careful."

Abby looked on all sides of the tank. There was no sign of the water snail.

"He's probably in the gravel then," her mum said. "Come on let's get this finished. I've got work to do." She plopped the fish back in the clean water where they swam round and round, looking puzzled.
< 3 >

That evening Abby went up to her bedroom to check the tank. The water had settled and looked lovely and clear but there was no sign of Mr. Sticky. She lay on her bed and did some exercises, stretching out her legs and feet and pointing her toes. Stretching was good for your muscles and made you look tall a model had said on the t.v. and she looked enormous. When Abby had finished, she kneeled down to have another look in the tank but there was still no sign of Mr. Sticky. She went downstairs.



Her mum was in the study surrounded by papers. She had her glasses on and her hair was all over the place where she'd been running her hands through it. She looked impatient when she saw Abby in the doorway and even more impatient when she heard the bad news.

"He'll turn up." was all she said. "Now off to bed Abby. I've got masses of work to catch up on."

Abby felt her face go hot and red. It always happened when she was angry or upset.

"You've hoovered him up haven't you," she said. You were in such a rush you hoovered him up."

"I have not. I was very careful. But he is extremely small."

"What's wrong with being small?"

"Nothing at all. But it makes things hard to find."

"Or notice," Abby said and ran from the room.



The door to the bedroom opened and Mum's face appeared around the crack. Abby tried to ignore her but it was hard when she walked over to the bed and sat next to her. She was holding her glasses in her hand. She waved them at Abby.

"These are my new pair," she said. "Extra powerful, for snail hunting." She smiled at Abby. Abby tried not to smile back.
< 4 >

"And I've got a magnifying glass," Abby suddenly remembered and rushed off to find it.

They sat beside each other on the floor. On their knees they shuffled around the tank, peering into the corners among the big pebbles, at the gravel and the pondweed.

"Ah ha!" Mum suddenly cried.

"What?" Abby moved her magnifying glass to where her mum was pointing.

There, tucked in the curve of the archway, perfectly hidden against the dark stone, sat Mr. Sticky. And right next to him was another water snail, even smaller than him.

"Mrs Sticky!" Abby breathed. "But where did she come from?"

"I'm beginning to suspect the pond weed don't you think?"

They both laughed and climbed into Abby's bed together, cuddling down under the duvet. It was cozy but a bit of a squeeze.

"Budge up," Mum said, giving Abby a push with her bottom.

"I can't, I'm already on the edge."

"My goodness you've grown then. When did that happen? You could have put an elephant in here last time we did this."

Abby put her head on her mum's chest and smiled.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bintitan Bukan Karena Mengintip

Di kalangan masyarakat kita sering beredar mitos yang menyebutkan bahwa orang yang bintitan atau timbilen disebabkan karena punya kebiasaan mengintip. Padahal, para ahli medis mengatakan bahwa hal itu tidak benar. Yang benar, bintitan itu disebabkan kurangnya kebersihan mata.


Istilah kedokteran untuk bintitan atau timbilen adalah hordeoleum, yang artinya benjolan nanah pada kelopak mata atas atau bawah. Hal ini disebabkan oleh infeksi bakteri stafilococcus aureus pada kelenjar-kelenjar di kelopak mata. Hordeoleum juga lebih sering timbul pada seseorang yang berjerawat atau mengalami radang kulit.

Penanganan pada bintitan kecil tidak memerlukan perawatan khusus alias bisa sembuh dengan sendirinya. Sedangkan untuk kasus yang berat ada dua tahap terapi. Pada tahap awal, dapat diberikan kompres hangat. Kemudian, dokter akan memberikan semacam antibiotik.

Mencegah adalah lebih baik daripada mengobati. Kebiasaan seperti mengucek mata saat Anda belum mencuci telapak tangan adalah kebiasaan buruk yang harus dihindari. Karena kuman yang berada di telapak tangan Anda akan masuk ke dalam mata dan dapat menyebabkan mata Anda mengalami penyakit seperti bintitan atau timbilan ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Quiz Otak

Pilih salah satu jawaban A dan B dengan cepat !

1. A. Saya lebih suka mengerjakan sesuatu menurut cara saya sendiri
B. Saya lebih suka diberi tau cara terbaik untuk mengerjakan sesuatu

2. A. Saya lebih suka membuat perencanaan sendiri
B. Saya dapat mengikuti perencanaan yang dibuat oleh siapa saja

3. A. Saya sangat fleksibel dan kadang-kadang sulit ditebak
B. Saya orang yang sangat stabil dan konsisten

4. A. Saya menyimpan segala sesuatu di tempat yang khusus
B. Tempat saya menyimpan barang bergantung pada apa yang sedang saya kerjakan

5. A. Saya mengerjakan suatu pekerjaan dengan menggunakan jadwal yang teratur dan alokasi waktu yang sesuai
B. Saya lebih suka mengerjakan sesuatu menjelang deadline

6. A. Saya tau kalau saya benar karena saya memiliki alasan yang benar
B. Saya tau kalau saya benar walaupun tanpa ada alasan sama sekali

7. A. Saya membutuhkan banyak variasi dan perubahan dalam hidup saya
B. Saya lebih suka hidup terencana dan teratur dengan baik

8. A. Kadangkala saya memiliki terlalu banyak ide dalam situasi baru
B. Kadangkala saya tidak memiliki ide apapun dalam situasi baru

9. A. Saya mengerjakan hal mudah dulu baru hal penting paling akhir
B. Saya mengerjakan hal penting dulu baru hal mudah

10. A. Bila harus membuat suatu keputusan yang benar, saya memutuskan berdasarkan apa yang saya tahu itu benar
B. Bila harus membuat keputusan yang benar, saya memutuskan apa yang saya rasa itu benar

11. A. Saya membuat perencanaan waktu dalam mengerjakan sesuatu
B. Saya tidak membuat perencanaan waktu dalam mengerjakan sesuatu

12. A. Saya biasanya mempunyai disiplin diri yang baik
B. Saya biasanya bertindak sesuai perasaan

13. A. Orang lain tidak mengerti cara saya mengatur sesuatu
B. Orang lain berpendapat saya mampu mengerjakan sesuatu dengan baik

14. A. Saya setuju dengan ide baru sebelum orang lain setuju dgn ide tsb
B. Saya lebih banyak mempertanyakan ide baru dibandingkan orang lain

15. A. Saya lebih banyak berpikir dalam bentuk gambar
B. Saya lebih banyak berpikir dalam bentuk kata-kata

16. A. Saya mencoba mencari satu cara terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah
B. Saya mencoba mencari beberapa cara untuk menyelesaikan suatu masalah

17. A. Saya dapat menganalisis apa yang terjadi kemudian
B. Saya dapat merasakan apa yang terjadi kemudian

18. A. Saya tidak begitu imajinatif dalam melakukan pekerjaan saya
B. Saya dapat menggunakan imajinasi saya dalam melakukan pekerjaan


19. A. Saya mengerjakan banyak pekerjaan, tetapi tidak pernah selesai
B. Saya menyelesaikan satu pekerjaan dulu sebelum mengerjakan hal lain

20. A. Saya mencoba mencari cara baru untuk menyelesaikan pekerjaan rutin
B. Jika satu cara itu berhasil, saya tidak akan mengubah cara itu

21. A. Saya suka mengambil resiko
B. Saya lebih suka tidak mengambil resiko

*Hitung jumlah jawaban A pada nomor 1,3,7,8,9,13,14,15,19,20,21
A = ...
*Hitung jumlah jawaban B pada nomor 2,4,5,6,10,11,12,16,17,18
B = ...

Cocokkan dengan parameter di bawah ini
0-5 :Prefensi yang kuat terhadap otak kiri
6-8 :Prefensi yang sedang terhadap otak kiri
9-12 :Seimbang penggunaan otak kiri dan kanan
13-15 :Prefensi yang sedang terhadap otak kanan
16-21 :Prefensi yang kuat terhadap otak kanan

SEMOGA BERMANFAAT MySpace

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

aku jatuh cinta (?)

malam ini aku telah jatuh cinta MySpace
tak kan mampu aku menyangkalnya, jatuh cinta kepadamu
SOSOK yang sering MENJENGKELKAN akuMySpace
sering MENGGANGGUKU, kau permainkan rasa hati
ku,
namun kini aku berbalik, JATUH CINTA dan ber
nyanyi MySpace
BALALA BABALALA LALABABA BALABALA

jatuh cinta mah lebih bagus ke ininii MySpace
soo HANSAMU DESU .... terima kasih yg sedalam2nya saya tujukan kepda saudara, FITRIA NOBALITA dan kakak saya SUCI FUJIANTI yg sudah ngajak nonton HANAKIMI MySpace


ini dia nih, biodatanya

Toma Ikuta (生田 斗真 Ikuta Tōma?, lahir 7 Oktober 1984 di Hokkaido) adalah seorang artis dan bintang film dari Jepang yang tergabung dalam Johnny's Jr. dari Johnny's Entertainment.

Keluarganya terdiri dari ayah, ibu yang bernama Hiromi, adik laki-laki yang bernama Ryuusei, dan seekor anjing bernama Jam-chan. Awalnya sang ayah akan memberikan nama Ikuta Tamegorou, namun sang ibu menggantinya menjadi Toma karena lebih mudah untuk diucapkan. Dia bisa dipanggil Toma, Touma, atau Toma-chan. Junior-nya sering memanggilnya Toma-san dan kelamaan berubah menjadi Tomasu. Nama ini kemudian dijadikan nama panggung saat ia menjadi pembawa acara segmen Metantei Tomasu dalam acara televisi Shounen Club di NHK.

nah, ini cover film terbarunya, tau dari si FITRIA NOBALITA tentunya :P

tpi kyknya di sini dia jelek deh, hha MySpace



wokay, berhubung saya sudah lelah melihat layar berwarna ini, saya akhiri kisah
SAYA dan IKUTA TOMA sampai di sini sajaaaa MySpace

jijiknya pang :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ngisi waktu libur

hah, emang iseng ya gw gak ada kerjaan jadinya nge-blog mulu' deh.
tapi gk juga, tadi pagi gw ada kerjaan kok, bikin bakso ... hahaha

gw pergi ke penggilingan daging tuh dari jan stengah lapanan lah, begitu dateng langsung disambut ama gemuruh mesin giling+antrian yg uda panjang ternyata -,-''
(niatan si mau balik, cuma gk mungkin)
akhirnya gw jabanin lah tu antrean ampe tiba giliran gw. nah yg gw risih tadi tuh, ada bapak2 tpi masi muda gitu antre juga terus nyempil2 lagi diantara ibu2 yg lagi antri. gak tau ganjen ato emang niat antri, tapii deket bgt, huh dasar laki-laki ... agaga

gw uda dua kali sii sbenernya ke penggilingn, sbelumnya kemaren gw pergi buat bikin pempek, terus hari ini gw ketemu dua ibu2 yg sama yang kemaren giling daging juga. satu ibu yg nyalip gw, satu yang nolongin gw... ibarat kata satu malaikat satu setan, hha

satu malaikat karna dia yg ngurusin daging gw buat masuk antrian, terus yaa bantuin gw lah biar gak dicurangin sma ibu2 lain, scara :

gw satu2nya anak remaja disitu (remaja kah?)
ya wajar ajalah gw sering dicurangin, org masih polos gni kok (polos apa goblok?) lagian juga mana ada sii anak2 yg mau pergi ke tmpat pnggilingan dging slain gw ? (pdhalbnyak)

nah, satu lagi sii manusia setengah setan eh, gk juga setan apa yaa ? iblis ... lebih parah ... stengah dewa aja gimana ? kn dewa ada yg baik ama ada yg jahat :p

oke, sii manusia stenagh dewa ini kemaren dateng2 langsng aje gtu dy nyerobot di depan mate aye. lah wong uda jelas gw duluan ...

tapi waktu itu sii gw nagnggepnya, "kasian ibu-ibu sudah tua, capek, ngantri lama-lama ntar pingsan" itu dari sisi malaikat gw,

nah kalo dari sisi setan gw, "oh, kurang aseeeem ni ibu, gw ngantri duluan, enak aja gitu dia nyerobot!"

sisi setan gw itu mncul pas ibu satu malaikat itu ngasitau ke gw kalo dia (si ibu stengah dewa) uda nyerobot gw...

soooo, mnurut lo yg malaikat itu siapa yang setan (jahat) itu siapa ?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Abu Bakar As-Shiddiq

Assalamualaikum :D
eh, ketemu lagi, sekarang gw ketemu kisahnya Abu Bakar As-Shiddiq ... semoga bermanfaat :p

Abu Bakar bin Abu Quhafah, turunan bani Taim bin Murrah, bin Kaab, bin Luai, bin Kalb Al-Qurasyi. Pada Murrah bertemulah nasabnya dengan Rasul. ibunya Ummul Khair Salma binti Sakhr bin Anrir, turunan Taim bin Murrah juga . Dia lahir pada tahun kedua dari tahun gajah, jadi dua tahun lebih tua Rasulullah daripadnya. Sejak mudanya telah masyhur budinya yang tinggi dan perangai- nya yang terpuji. Dia sanggup menyediakan segala bekal rumah- tangganya dengan usahanya sendiri. Sebelum Rasulullah diutus, persahabatan mereka telah karib juga.

Tatkala telah ditetapkan beliau menjadi Nabi, maka Abu Bakarlah laki-laki dewasa yang mula-mula sekali mempercayainya. Rasulullah paling sayang dan cinta kepada sahabatnya itu, kerana dia adalah sahabat yang setia dan hanya satu-satunya orang dewasa tempatnya mesyuarat di waktu pejuangan dengan kaum Quraisy sangat hebatnya.

Tiap-tiap orang besar mempunyai kelebihan sendiri, yang akan diingat orang bila menyebut namanya. Abu Bakar masyhur dengan kekuatan kemahuan, kekerasan hti, pemaaf tetapi rendah hati, dermawan dan berani bertindak lagi cerdik.

Di dalam mengatur pemerintahan, meskipun tidak lama, masyhur siasatnya yang mempunyai semboyan keras tak dapat dipatahkan, lemah lembut tetapi tak dapat disenduk. Hukuman belum dijatuhkan sebelum pemeriksaan memuaskan hatinya, sebab itu diperintahkan- nya kepada wakil-wakilnya di tiap-tiap negeri supaya jangan tergesa-gesa menjatuhkan hukum.

Salah menghukum seseorang hingga tidak jadi terhukum, lebih baik daripada salah hukum yang menyebabkan yang tidak bersalah sampai terhukum. Meskipun sukar hidupnya, pantang benar baginya mengadukan halnya kepada orang lain.

Tidak ada orang yang tahu kesusahan hidupnya, kecuali beberapa orang sahabatnya yang karib yang senantiasa memperhatikan dirinya, sebagai Umar. Setelah dia diangkat menjadi Khalifah, beberapa bulan dia masih rneneruskan pemiagaannya yang kecil itu. Tetapi kemudian ternyata rugi, sebab telah menghadapi urusan negeri sehingga dengan permintaan orang banyak, pemiagaan itu iberhentikannya dan dia mengambil kadar belanja tiap hari daripada wang negara.

Jadi Khalifah

Rasulullah memegang dua jabatan, pertama menyampaikan kewajiban sebagai seorang pendakwah. Kedua bartindak selaku ketua kaum Muslimin. Kewajiban pertama telah selesai seketika dia menutup mata, tetapi kewajiban yang kedua, menurut partimbangan kaum Muslimin ketika itu perlu disambung oleh yang lain, kerana suatu umat tidak dapat tersusun persatuannya kalau mereka tidak mempunyai pemimpin. Sebab itu perlu ada gantinya (khalifahnya).

Belum lagi Rasulullah dikebumikan, telah timbul dua macam pendapat. Pertama ialah menentukan pangkat Khalifah itu di antara kaum keluarga Rasulullah yang terdekat.Pendapat pertama ini terbagi dua pula. Pertama rnenentukan pangkat Khalifah itu dalam persukuan Rasulullah. Kedua hendaklah ditentukan di dalam rumahtangganya yang sekarib-karibnya. Di waktu dia menutup mata adalah orang yang paling karib kepadanya saudara ayahnya; Abbas bin Abdul Muttalib dan anak saudara ayahnya Ali dan Aqil, keduanya anak Abu Thalib. Kelebihan Ali daripada Abbas dan Aqil ialah kerana dia menjadi menantu pula dari Rasulullah, suami dari Fatimah. Kelebihan Abbas ialah dia waris yang paling dekat kepada beliau. Artinya jika sekiranya tidaklah ada beliau meninggalkan anak dan isteri, maka Abbas itulah yang akan menjadi ashabah (waris yang menerima sisa harta) yakni kalau harta Rasulullah boleh diwariskan.

Pendapat kedua: Khalifah hendaklah orang Ansar. Setelah Rasulullah wafat, berkumpulah kepala-kepala kaurn Ansar di dalam sebuah balairung kepunyaan bani Saidah, balk Ansar pihak Aus mahupun Ansar dari persukuan Khazraj. Maksud mereka hendak memilih Saad bin Ubadah menjadi Khalifah Rasulullah, sebab dialah yang paling terkedahapan dari pihak kaum Ansar ketika itu.

Apa lagi Saad sendiri telah berpidato kepada mereka yang menganjurkan bagaimana keutamaan dan kemuliaan kaum Ansar, terutama dalam membela Rasulullah dan mempertahankan agama Islam, sehingga beroleh gelar Ansar, artinya pembela, tidak ada orang lain yang berhak menjabat pangkat itu melainkan Ansar. Perkataannya itu sangat mendapat perhatian dari hadirin, semuanya setuju. Tetapi salah seorang di antara yang hadir bertanya: Bagaimana kalau saudara-saudara kita orang Quraisy tidak setuju, dan sekiranya mereka kemukakan alasan bahwa merekalah kaum kerabat yang karib dan ahli negerinya, apa jawab kita? Seorang Ansar menjawab saja dengan cepat: Kalau mereka tidak setuju, lebih baik kita pilih saja seorang Amir dari pihak kita dan mereka pun memilih pula Amir dari pihaknya, dan kita tidak mahu dengan aturan yang lain.

Saad membantah sangat pendapat itu, dia berkata: Itulah pangkal kelemahan. Berita permesyuaratan itu lekas sampainya kepada orang-orang besar dalam Muhajirin, sebagai Abu Bakar, Umar, Abu Ubaidah dan lain-lain. Sebentar itu juga dengan segera mereka pergi ke balairung itu. Baru saja sampai Abu Bakar terus berpidato: Allah Taala telah memilih Muhammad menjadi RasulNya, membawa petunjuk dan kebenaran. Maka diserunyalah kita kepada Islam, dipegangnya ubun-ubun kita semuanya dan dipengaruhinya baiat kita.

Kamilah kaum Muhajirin yang mula-mula memeluk Islam, kamilah keluarga Rasulullah, dan kamilah pula suatu kabilah yang boleh dikatakan menjadi pusat perhubungan semua kabilah di Tanah Arab ini, tidak ada satu kabilah pun yang tidak ada perhubungannya dengan kami. Dan kamu pula, kamu mempunyai kelebihan dan keutamaan. Kamu yang membela dan menolong kami, kamulah wazir-wazir besar kami di dalam pekeriaan besar agama ini, dan wazir Rasulullah, kamulah saudara kandung kami di bawah lindungan Kitabullah, kamu kongsi kami dalam agama, baik di waktu senang apa lagi di waktu susah. Demi Allah, tidak ada kebaikan yang kami dapati, melainkan segala kebaikan itu kamu pun turut menanamnya. Kamulah orang yang paling kami cintai, paling kami muliakan, dan orang-orang yang paling patut takluk kepada kehendak Allah mengikut akan suruhNya.

Janganlah kamu dengki kepada saudara kamu kaum Muhajirin, sebab kamulah sejak dahulunya orang yang telah sudi menderita susah lantaran membela kami. Saya percaya sungguh, bahwa haluan kamu belum berubah kepada kami, kamu masih tetap cinta kepada Muhajirin. Saya percaya sungguh, bahwa nikmat yang telah dilebihkan Tuhan kepada Muhajirin ini tidak akan kamu hambat, saya percaya sungguh bahwa kamu tidakkan dengki atas ini: Sekarang saya serukan kamu memilih salah seorang daripada yang berdua ini, iaitu Abu Ubaidah atau Umar, keduanya saya percaya sanggup memikulnya, dan keduanya memang ahlinya.

Setelah selesai pidato Abu Bakar itu, maka berdirilah Khabbab bin Al-Munzir berpidato pula:Wahai sekalian Ansar, pegang teguh hakmu, seluruh manusia di pihakmu dan membelamu, seorang pun tidak ada yang akan berani melangkahi hakmu, tidak akan diteruskan orang suatu pekerjaan, kalau kamu tak campur di dalam. Kamu ahli kegagahan dan kemuliaan, kaya dan banyak bilangan, teguh dan banyak pengalaman, kuat dan gagah perkasa. Orang tidak akan melangkah ke muka sebelum melihat gerak kamu. Kamu jangan berpecah, supaya maksud kita jangan terhalang. Kalau mereka tidak hendak memperhatikan iuga, biarlah mereka beramir sendiri dan kita beramir sendiri pula.

Mendengar itu Umar lalu menyambung pembicaraannya: Jangan, itu sekali-kali jangan disebut: Tidak dapat berhimpun dua kepala dalam satu kekuasaan. Khabbab berdiri kembali:Sekalian Ansar! Pegang teguh hakmu jangan undur, jangan didengarkan cakap orang ini dan kawan- kawannya, lepas hakmu kelak. Hebat sekali pertentangan Umar dengan Khabbab. Dengan tenang Abu Ubaidah tampil ke muka dan berkata: Kaum Ansar! Ingatlah bahwa kamu yang mula-mula menjadi pembela dan penolong, rnaka ianganlah kamu pula yang mula-mula menjadi pemecahan dan penukar. Dengan tangkas Basyir bin Saad tampil ke muka, dia seorang yang terpandang dalam golongan Ansar dari Aus: Wahai kaum Ansar, memang, demi Allah, kita mempunyai beberapa kelebihan dan keutamaan, di dalam pejuangan yang telah ditempuhi oleh agama ini. Tetapi ingatlah, pekerjaan besar itu kita lakukan bukanlah lantaran mengharap yang lain, hanyalah semata-mata mengharapkan redha Allah dan taat kepada Nabi kita, untuk penunjukan diri kita masing-masing kepada Tuhan!

Sebab itu tidaklah patut kita me- manjangkan mulut menyebut-nyebut jasa itu kepada manusia, jangan diambil menyebut-nyebut jasa itu untuk peningkat dunia. Ingatlah bahwa Allah telah memberi kita kemuliaan dan pertolongan bukan sedikit. Ingat pula bahwa Muhammad itu terang dari Quraisy, kaumnya lebih berhak menjadi penggantinya mengepalai kita. Demi Allah, saya tidak mendapat satu jalan untuk menentang mereka pada pekejaan yang telah terang ini. Takutlah kepada Allah, jangan bertingkah dengan saudara-saudara kita Muhajirin, jangan berselisih! Majlis tenang!

Ketika itu berkatalah Abu Bakar: Ini ada Abu Ubaidah dan Umar, pilihlah mana di antara keduanya yang kamu sukai dan baiatlah! Dengan serentak keduanya membantah:Tidak, tidak. Demi Allah, kami tidak akan mahu menerima pekerjaan besar ini selama engkau masih ada, engkaulah orang Muhajirin yang lebih utama, engkaulah yang berdua saja dengan dia di dalam gua ketika terusir, engkaulah yang ditetapkannya menjadi gantinya sembahyang seketika dia sakit, ingatlah bahwa sembahyang itu seutama-utama agama orang Islam! Siapakah yang akan berani melangkahimu dan memegang pekerjaan ini…? Tadahkan tanganmu, kami hendak membaiatkan engkau!

Lalu Umar mengambil tangannya dan membaiatnya, setelah itu mengikut Abu Ubaidah, diiringi oleh Basyir bin Saad. Basyir dari golongan Ansar persukuan Aus, Saad bin Ubadah dari persukuan Khazraj, Aus jauh lebih kecil persukuannya daripada Khazraj. Kalau sekiranya jadi pekerjaan Khalifah diberikan kepada Ansar, tentu Aus selamanya tidak juga akan mendapat giliran kerana kecilnya. Ini kelak akan mendatangkan fitnah juga dalam negeri Madinah, menimbulkan permusuhan zaman jahiliyah. Inilah yang ditimbang oleh Basyir ketika berpidato itu.

Demi melihat Basyir membaiat, maka berduyun-duyunlah anggota Aus yang lain mem- baiat Abu Bakar. Melihat itu, maka anggota-anggota Khazraj pun telah terpengaruh pula oleh.semangat pertemuan itu, kesemuanya tampil ke muka membaiat Khalifah yang tercinta itu, sehingga Abu Ubaidah yang duduk bersandar ke dinding kerana tidak boleh berdiri lantaran demam, hampir terpijak. Adapun Ali bin Abu Thalib, ia tidak hadir di situ, lantaran sedang menjaga jenazah Rasulullah, dan ketidak-hadirannya itu menjadi alasan pula baginya untuk tidak turut membaiat. Melihat ramai pihak yang telah datang berduyun-duyun membaiat Abu Bakar, maka bani Hasyim pun tidaklah dapat mengelakkan diri lagi, apalagi setelah mereka mengerti bahwa khalifah itu bukanlah sama dengan pangkat kenabian.

Insaflah mereka bahwa perkara ini bukan perkara urusan keluarga, tetapi urusan siapakah orang yang paling mulia di sisi Nabi, padahal mereka semuanya memang mengakui akan keutamaan Abu Bakar Apakah lagi suatu kelebihan yang lebih utama daripada meniadi wakil Rasulullah bersembahyang di waktu sakitnya. Kalau Rasulullah sendiri telah percaya kepadanya dalam urusan dunia, iaitu memerintah umat, Ali sendiri pun akhimya mem- baiatnya juga, iaitu beberapa waktu setelah wafat isterinya Fatimah binti Rasulullah itu.

Pidato Abu Bakar

Setelah selesai orang membaiat itu, Abu Bakar pun berpidatolah, sebagai sambutan atas kepercayaan orang banyak kepada dirinya itu, penting dan ringkas:Wahai manusia, sekarang aku telah menjabat pekerjaan kami ini, tetapi bukanlah aku orang yang lebih baik daripada kamu. Maka jika aku lelah berlaku baik dalam jabatanku, sokonglah aku. Tetapi kalau aku berlaku salah, tegakkanlah aku kembali. Kejujuran adalah suatu amanat, kedustaan adalah suatu khianat. Orang yang kuat di antara kamu, pada sisiku hanyalah lemah, sehingga hak si lemah aku tarik daripadanya. Orang yang lemah di sisimu, pada sisiku kuat, sebab akan ku ambilkan daripada si kuat akan haknya, Insya Allah. Janganlah kamu suka menghentikan jihad itu, yang tidak akan ditimpa kehinaan. Taatlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan RasulNya. Tetapi kalau aku langgar perintahNya, tak usahlah aku kamu taat dan ikut lagi. Berdirilah sembahyang, moga- moga rahmat Allah meliputi kamu.

Tentera Usamah

Bukanlah urusan baiat yang sulit itu saja bahaya yang menimpa umat Islam sewafat Rasulullah. Tetapi baru saja tersiar khabar kematian itu ke seluruh benua Tanah Arab bergeraklah orang-orang munafik yang hendak mencari keuntungan diri sendiri, timbullah golongan kaum murtad dan Nabi-nabi palsu, semuanya hendak memberontak melepaskan diri daripada persatuan Islam yang baru tegak itu. Sedang kaum Muslimin sendiri ketika itu di dalam susah besar dan kemasyghulan lantaran kematian Nabi.

Kaum pemberontak itu baru saja memeluk Islam, mereka belum tahu hakikat agama, masuknya ke agama hanya dipengaruhi gerakan ramai, dan segan kepada kekuasaan Nabi. Tentu saja setelah Nabi wafat mereka hendak belot. Ada satu golongan pula yang sudi mendirikan sembahyang, tetapi tidak hendak mengeluarkan zakat lagi. Demikian besar bahaya yang sedang mengancam, sedikit pun tidak kelihatan perubahan muka Abu Bakar. Ada orang mengatakan kepadanya supaya orang-orang yang tidak sudi mengeluarkan zakat itu tak usah diperangi, kerana mereka masih sudi sembahyang. Tetapi dengan tegas beliau berkata: Tidak, penderhaka yang hendak memperbedakan sembahyang dengan zakat itu mesti kuperangi juga, walau saya akan dihambat dengan ikatan sekalipun.

Tetapi sebelum mengatur persiapan memerangi pemberontak- pemberontak itu, Abu Bakar lebih dahulu hendak menyempurnakan angkatan perang di bawah pimpinan Usamah yang usianya masih terlalu muda, baru kira-kira 17 tahun. Dia diangkat oleh Rasulullah menjadi kepala perang, tetapi pejalanannya diundurkan lantaran kematian Rasulullah. Banyak ketua-ketua Quraisy menjadi perajurit di bawah perintahnya. Demi setelah Rasulullah wafat, Umar meminta supaya pengiriman Usamah itu diundurkan saja kerana banyak yang lain yang lebih penting, atau tukar dengan kepala tentera yang lebih tua.

Dengan gagah dia mendekati Umar dan menunjukkan kuasa dan kekerasannya kepada sahabatnya itu: Celaka engkau, wahai anak si Khattab, Rasulullah sendiri yang mengangkat dia, belum lama lagi dia terkubur, engkau menyuruh saya mengubah perintahnya? Pemberangkatan Usamah itu dilangsungkan juga. Dia pergi ke tempat perhentian perajurit Usamah untuk melepaskan mereka. Ketika dia memberikan pesannya yang penting-penting kepada Usamah, Usamah di atas kenderaannya dan beliau berjalan kaki. Biarlah hamba turun ke bawah dan paduka naik ke atas kenderaan ini, kata Usamah. Tidak, jawab beliau, Belumlah akan mengapa jika kakiku kena debu beberapa saat di dalam menegakkan jalan Allah. Setelah itu dimintanya kalau boleh Usamah mengizinkan Umar tinggal di Madinah, tidak jadi pergi berperang, kerana Umar perlu benar baginya untuk teman di dalam mengatur siasat negeri. Maka permintaan itu dikabulkan oleh Usamah.

Tidaklah mahu Khalifah itu memerintahkan kepada ketua perang yang telah diserahinya pimpinan itu supaya Umar jangan dibawa, melainkan dimintanya. Ketika mereka akan berangkat itu beliau berpidato: Jangan khianat, jangan mungkiri janji, jangan dianiaya bangkai musuh yang telah mati, jangan dibunuh anak-anak, orang kua dan perempuan. Jangan dipotong batang kurma, jangan dibakar dan jangan di-tumbangkan kayu-kayuan yang berbuah, jangan disembelihi saja kambing, sapi dan unta, kecuali sekadar akan dimakan. Kalau kamu bertemu dengan suatu kaum yang telah menyisihkan dirinya di dalam gereja-gereja hendaklah dibiarkan saja.

Jika engkau bertemu dengan suatu kaum yang bercukur tengah-tengah kepalanya dan tinggal tepinya sebagai lingkaran, hendaklah perangi! Kalau diberi orang makanan hendaklah bacakan nama Allah seketika memakannya. Hai Usamah, berbuatlah apa yang diperintahkan Nabi kepadamu di negeri Qudhaah itu, dan jangan engkau lalaikan sedikit pun perintah-perintah Rasulullah. Setelah dilepaskan tentera itu di Jaraf, beliau kembali ke Madinah.

Usamah pun berangkat dikepungnyalah negeri Qudhaah itu, empat puluh hari lamanya pertempuran hebat dengan musuh, maka dia pun kembali dengan kemenangan. Tentera ke Qudhaah ini bukan sedikit memberi kesan kepada musuh-musuh yang lain, timbul perkataan, kalau sekiranya kaum Muslimin tidak mempunyai ke- kuatan, tetu mereka tidak akan mengirim tentera ke negeri Qudhaah lebih dahulu sebelum menaklukkan yang lain. Akan huru-hara di segala pihak yang telah ditimbulkan oleh kaum murtad itu, yang agaknya bagi orang lain boleh mendatangkan kekusutan fikiran, oleh beliau ditunggu saja dengan tenang ketika yang balk. Ditunggunya Usamah pulang, kerana di sana terletak sebahagian besar kekuatan.

Setelah kembali dengan kemenangan- nya, maka Usamah dan tenteranya disuruhnya istirahat, kerana beliau hendak menyelesaikan lebih dahulu kekusutan yang ditimbulkan oleh kaum Absin dan Dhabyaan di luar Madinah, yang mencuba hendak memberontak pula. Pimpinan kota Madinah diserahkan kepada yang lain dan beliau sendiri pergi menaklukkan kedua kaum itu kembali, hingga tunduk. Setelah itu barulah diatumya tentera untuk mengalahkan kaum-kaum perusuh pemberontak itu. Tentera itu disuruh ke Dzul Qisah, kira-kira 10 batu dari Madinah, menghadap ke Najd. Di sanalah dibaginya 11 buah bendera kepada 11 orang kepala perang:

1. Kepada Khalid bin Al-Walid, pergi memerangi Thulaihah bin Khuwailid Al-Asadi di negeri Bazaakhah. Kalau telah selesai di sana, teruskan mengalahkan Malik bin Nuwairah di negeri Batthaah.

2. Ikrimah bin Abu Jahal, memerangi Musailamah di Yamamah.

3. Di belakang Ikrimah disusuli oleh tentera Syurahbil bin Hasanah.

4. Al-Muhajir bin Abu Umaiyah ke Yaman, mengalahkan Al-Aswad Al-Ansi.

5. Huzaifah bin Mihsan mengalahkan negeri Daba di Uman.

6. Arfajah bin Hartsamah ke negeri Muhrah.

7. Suwaid bin Mukrin ke Ti~Mmah di Yaman.

8. Al-Ala bin Al-Hadhramiy ke negeri Bahrein.

9. Thuraifah bin Hajiz ke negeri bani Sulaim dan Hawazin.

10. Amru bin Al-Ash ke negeri Qudhaah.

11. Khalid bin Said ke tanah-tanah tinggi Syam.

Dengan hati yang teguh dan kesetiaan kepala-kepala perang itu, di dalam masa yang tidak berapa lama, seluruh pemberontakan dan huru-hara itu, yang ditimbulkan oleh beberapa orang yang mengakui dirinya jadi Nabi, atau yang hendak mencari keuntungan diri, me- mecahkan persatuan agama, telah dapat disapu bersih, itulah salah satu daripada kemuliaan yang tak dapat dilupakan oleh tarikh tentang diri Khalifah Rasulullah itu.

Menaklukkan Parsi

Setelah selesai huru-hara di dalam negeri itu, Mhalifah Rasulullah menghadap ke luar negeri, menaklukkan negeri Parsi. Untuk itu telah diangkatnya kepala perang besar yang masyhur Saifullah Khalid bin Al-Walid. Kalau kelak maksud ini berhasil, perjalanan boleh di- teruskannya ke batas-batas Hindustan. Untuk pembantunya diangkat Iyadh bin Ghanam, masuk dari utara Iraq. Penyerang Khalid telah berhasil masuk di negeri Parsi, sejak dari pinggir sungai Fblrat, sampai ke Ubullah, melinkungi Syam, Iraq dan Jazirah, demikian juga sebelah timur sungai Furat. Di beberapa tempat pahlawan besar itu telah bertempur dengan tentera-tentera Parsi, Rumawi dan Arab yang masih belum masuk kepada persatuan besar ini. Namanya kian menakutkan musuh.

Namanya lebih dakulu telah menggegarkan tempat yang belum dimasukinya. Kalau suatu negeri ditaklukkannya, maka di sana diangkatnya seorang amir yang akan mengatur kharaj (cukai) dari ahli zimmah. Namanya sangat dipuji oleh musuhnya sebab orang tani dan pertaniannya tidak pernah digangunya melainkan dipeliharanya. Lantaran itu jikalau dia masuk ke negeri Arab yang masih di bawah bendera (protectorat) Parsi, orang di sana lebih suka diperintahnya dan belot dari pemerintahan yang lama, sedang agama tidak diganggu. Sebab orang Arab di sana memeluk agama Masihi. Kalau terjadi perang landing, menjadi kehinaan besar baginya kalau perang itu hanya bertegang urat leher dari jauh menghabiskan tempoh, dia lebih suka kepada permainan pedang, bertanding kepahlawanan, terutama dengan kepala-kepala kaum itu. Sebab dengan demikian, tempoh perang dapat disingkat- kan. Temannya Iyadh telah dapat menguasai Daumatul Jandal, sampai ke Iraq. Di Hirah kedua kepala perang yang gagah itu bertemu.

Menaklukkan Syam

Setelah itu Abu Bakar mengirim surat kepada penduduk Makkah, Thaif, Yaman dan sekalian negeri Arab, sampai ke Najd dan seluruh Hejaz disuruh bersiap untuk mengatur suatu bala tentera besar, akan melakukan suatu peperangan yang besar, iaitu menaklukkan negeri Syam, pusat kerajaan Rumawi pada masa itu. Mendengar seruan itu orang pun bersiap. Sebagian besar kerana mengharapkan bertempur mempertahankan agama, dan tentu tidak kurang pula yang mengharapkan harta rampasan.

Kata Ath-Thabari: Tiap-tiap ketua perang itu telah ditentukan tempat tinggal mereka sebelum negeri itu dimasuki, buat Abu Ubaidah telah ditentukan Hems, buat Yazid bin Abu Sufyan negeri Damsyik, buat Syurahbil bin Hasanah negeri Urdan (Jordan), buat Amru bin Al-Ash dan Alqamah bin Al-Munzir negeri Palestin, Kalau telah selesai, maka Alqamah akan meneruskan perjalanan ke Mesir.

Peperangan yang paling masyhur hebat dan besamya ketika penaklukan Syam itu ialah peperangan Yarmuk, iaitu suatu sungai besar. Di sanalah orang Rumawi dapat membutikan bahwa musuhnya memang besar dan kekuatan mereka sendiri tidak ada lagi. Sejak waktu itulah berturut-turut jatuh negeri Quds, Damsyik, Hems, Humaat, Halab dan lain-lain. Sedianya peperangan ini tidaklah akan berakhir begitu me- nyenangkan. Kerana telah berhari berpekan peperangan di Yarmuk itu dilangsungkan, belum juga berakhir dengan balk. Sebab tiap-tiap ketua perang itu mengendalikan tenteranya sendiri-sendiri, kepala perang besar untuk menyatukan komando tidak ada. Padahal orang Rumawi telah bermaksud hendak keluar dari benteng mereka me- lakukan serangan besar-besaran.

Waktu iku datanglah Khalid bin Al-Walid dengan tiba-tiba, yakni setelah selesai melakukan serangan- nya di Parsi. Dia mendapat surat Khalifah menyuruh lekas pindah ke Rumawi. Setelah tiba di situ dikumpulkannya kepala-kepala perang dan diadakannya pidato yang berapi-api untuk menaikkan semangat. Di antara ucapannya:Saya tahu bahwa kamu semua telah dipecah- pecahkan oleh kemegahan dunia. Demi Allah! Sekarang berhentikanlah itu, degarlah bicaraku! Hendaklah pimpinan tentera disatukan, sehari si anu, sehari lagi si anu. Hari ini biar saya, besok salah seorang di antara kamu. Orang-orang itu menerima.

Baru saja tentera berada di bawah pimpinannya, sudah nampak alamat kemenangan, sehingga besoknya tidak ada yang berani menggantikan lagi. Begitulah kemenangan telah diperoleh di bawah pimpinan Khalid. Satu cubaan besar datanglah kepada pahlawan itu seketika perang sangat hebatnya. Surat datang dari Madinah, menyatakan bahwa Khalifah Rasulullah yang pertama wafat. Sekarang yang memerintah ialah Umar, bukan Abu bakar lagi. Khalid mesti berhenti memimpin peperangan, digantikan oleh Abu Ubaidah. Surat itu disimpannya saja sampai peperangan berhenti, takut tentera akan kacau.

Setelah kalah musuh dan menang kaum Muslimin, barulah dia datang kepada Abu Ubaidah, mengucapkan salam kepada Amirul- Jaisy (kepala tentera). Dan dengan muka gagah segala pimpinan diserahkannya, dia tetap menjadi seldadu biasa meneruskan per- tempuran ke tempat-tempat yang lain. Seketika ditanyai orang, dengan megah pahlawan itu berkata: Saya berperang bukan lantaran Umar! Laksana Basyir, pahlawan Ansar tempoh hari itu pula mengatakan ahwa Ansar bertempur bukan mencari megah dunia! Lebih dari 100,000 tentera Rumawi binasa waktu itu.

Wafatnya Abu Bakar

Pada 7 haribulan Jumadil Akhir tahun ketiga belas Hijrah, beliau ditimpa sakit. Setelah 15 hari lamanya menderita penyakit itu, wafatlah beliau pada 21 haribulan Jumadil Akhir tahun 13H, bertepatan dengan tanggal 22 Ogos tahun 634 Masihiyah. Lamanya memerintah ialah 2 tahun 3 bulan 10 hari. Dikebumikan di kamar Aisyah di samping makam sahabatnya yang mulia Rasulullah sallallaahu alaihi wasallam!. (ar/dkh) www.suaramedia.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS